Kamis, 18 Maret 2010

Lawang Sanga Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati yang terletak di desa Astana kecamatan Cirebon Utara, Pasir Jati, bagian teratas Kompleks Pemakaman Gunung Sembung (letaknya di bagian utara kurang lebih 5 km dari kota Cirebon sekarang) ini sangat ramai dikunjungi warga yang ingin berziarah ketika malam Jumat kliwon. Malam Jumat Kliwon sendiri adalah hari dimana Sunan Gunung jati wafat, yaitu tepatnya pada tahun 1568 M malam Jumat Kliwon dalam usia 120 tahun.

Karena banyaknya pengunjung yang ingin berziarah ketika malam jumat kliwon maka demi menjaga rusaknya ritus budaya Makam Sunan Gunung Jati, maka pengunjung yang ingin berziarah hanya dibatasi sampai gapura persujudan yaitu gapura ketiga dari sembilan gapura, sedangkan yang boleh masuk ke makam Sunan Gunung jati hanya keluarga keraton sebagai turunannya dan petugas harian atau juru kunci yang merawat kompleks pemakaman. Di Gapura Pesujudan atau Gapura Selamatangkep inilah peziarah melakukan ritual tahlil dan doa. Di tembok Gapura Pesujudan banyak tertempel piring-piring antik dan guci dari Tiongkok. Barang-barang berharga ini merupakan hadiah dan bukti cinta Ong Tien salah seorang istri Sunan Gunung Jati. Kesembilan gapura tersebut yaitu: 1. Pintu Gapura, 2. Krapyak, 3. Pesujudan, 4. Ratnakomala, 5. Jinem, 6.Rararoga, 7. Kaca, 8.Bacem, 9. Teratai. Jumlah petugas makam Sunan Gunung jati ada 108 orang yang terbagi menjadi 9 kelompok. Awalnya mereka adalah orang Keling (Kalingga) yang menyerah kepada Sultan Cirebon dan menyatakan pengabdian dan kesetiannya. Oleh Sultan mereka diberi kepercayaan untuk menetap di Pesambangan dan menjaga Kompleks Makam Sunan Gunung Jati.

Sumber : http://portalcirebon.blogspot.com/2009/01/lawang-sanga-makam-sunan-gunung-jati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar